Pertanyaan yang kemudian secara alamiah muncul dalam kaitan dengan bisnis dan lifestyle adalah: “Seberapa lamakah FB dan Twitter bisa menjaga “pasar” mereka?”
Awal tahun 2010, tanda-tanda pesaing baru dalam jejaring social mulai kelihatan. Google mulai mencoba merangsek pasar dengan menawarkan Google Buzz (GB). Karena penasaran, saya pun tergerak mencobanya. Dan ternyata, bagi pemilik Gmail, bisa langsung mengintegrasikan diri dengan mengklik layanan “Try Google Buzz in Gmail”. Dan setelah sign in, maka anda langsung dapat menggunakannya dengan mengikuti petunjuk-petunjuk yang disediakan.
Ketika mengikuti petunjuknya, saya sempat sedikit teringat pada Twitter-ku ketika pertama menggunakannya. Soalnya isinya agak sama. Istilah seperti “Temukan orang yang akan anda ikuti” rasanya memang mirip dengan “Who to Follow” milik Twitter. Selebihnya, fitur yang disediakan oleh GB, secara umum bisa juga dijumpai pada FB atau Twitter. Konon, (saya belum pernah mencobanya) perbedaan menonjol dari GB adalah status kita dapat langsung terendus oleh Search Engine Google dan posisi teman-teman kita dapat diketahui saat mengirim pesan karena GB juga terhubung dengan Google Map. Kalau mau coba, anda bisa mengaksesnya di, http://www.google.com/buzz
Sebelumnya Google juga punya Wave dan Orkut. Namun tidak terlalu membumi. Info terakhir, Google akan merilis storyteller lain bernama “Google Me”. Tapi banyak pihak yang menganggap hal ini sebagai rumor atau spekulasi saja. Mungkin karena yang pertama kali menghembuskannya adalah Kevin Rose, sang pendiri Digg, melalui update statusnya di Twitter.
Pada awal tahun ini, satu lagi yang dianggap calon "pembunuh" FB dan Twitter adalah Broadcastr. Dari promosinya, "pemberi ceritera" ini sepertinya agak istimewa mengingat Broadcastr menawarkan aplikasi yang memungkinkan kita “berstatus” dengan suara dari beberapa tempat di seluruh dunia. Jadi, kita bisa berbagi ceritera menarik dengan teman-teman kita dari berbagai bangsa. Pastinya via audio. Asyik, kan?
Broadcastr diciptakan oleh Andy Hunter dan Scott Lindenbaum pendiri Electric Literature (sumber: http://www.dailyfinance.com/story/media/broadcastr-storytelling-goes-social-local-viral/19767102) dan dianggap bisa meraup pengguna seperti yang sudah diraih oleh FB dan Twitter. Differensiasi “produk” sangat jelas terlihat pada motto mereka: “We tweet. We blog. We YouTube. We connect on Facebook. What about our voices?”. Sepertinya langsung mengenai jantung pemberi ceritera lain yang dimaksud, kan? Sebuah penetrasi yang begitu berani dan menantang.
Namun belum banyak yang tahu mengenai Broadcastr. Untuk saat ini Broadcastr nampaknya masih mengintip “pasar”. Kita belum bisa mengaksesnya secara langsung. Kita baru boleh sebatas meminta di-invite via email (sampai sekarang saya belum dapat undangan dari mereka, hehehe..). Itu pun masih dibatasi untuk 100 pendaftar baru dalam sehari. Bagi yang penasaran dapat langsung mengunjungi situs resmi Broadcastr di http://www.broadcastr.com/.
Dengar-dengar sih, Broadcastr telah dilaunching akhir tahun tahun lalu. Tapi di Indonesia belum begitu populer. Yang jelas, FB dan Twitter nampaknya akan punya pesaing kuat. Bahkan mungkin betul-betul bisa menjadi pembunuh mereka. Jadi bagi anda pengguna setia FB dan Twitter, siap-siaplah menanti serangan!
Mau tahu storyteller lain yang dianggap calon-calon pembunuh FB dan Twitter tahun ini? Coba klik link ini:
http://www.elvinmiradi.com/6-calon-pembunuh-facebook-dan-twitter-di-tahun-2011/index.html
Link terkait:
http://www.dailyfinance.com/story/media/broadcastr-storytelling-goes-social-local-viral/19767102
Postingan
